Musiardanis
Banyak orang yang percaya bahwa sebagian dari penyebar agama Islam di
Nusantara ini adalah orang-orang yang berasal dari Cina. Saya percaya
akan hal itu ! Kakek moyang saya (kakek dari nenek saya dari pihak ibu)
adalah pimpinan sekelompok pelaut cina yang mendarat di Krui, Lampung
Barat pada akhir abad ke 18 atau awal abad ke 19. Sebagian besar mereka
beragama Islam dan belum menikah. Di Krui mereka menetap dan menikah
dengan wanita-wanita setempat. Alm. Kakek moyang saya diangkat Belanda
sebagai pemimpin dengan gelar Kapitan Cina. Makam Alm. kakek moyang
saya yang berada di Kualo (Lambar) dikeramatkan oleh penduduk dengan
sebutan KERAMAT SELALAU. Saya memperoleh warisan Beliau dari Almarhumah
nenek saya (Fatimah Tjaja) berupa sebuah guci yang biasa dipakai untuk
tempat menyimpan beras dan sebilah pedang pendek (pedang untuk kaum
perempuan). Di sini saya sajikan tujuh foto benda warisan tersebut
(catatan penting : bunga di dalam guci itu bunga plastik, bukan sesajen
!)
Banyak orang yang percaya bahwa sebagian dari penyebar agama Islam di
Nusantara ini adalah orang-orang yang berasal dari Cina. Saya percaya
akan hal itu ! Kakek moyang saya (kakek dari nenek saya dari pihak ibu)
adalah pimpinan sekelompok pelaut cina yang mendarat di Krui, Lampung
Barat pada akhir abad ke 18 atau awal abad ke 19. Sebagian besar mereka
beragama Islam dan belum menikah. Di Krui mereka menetap dan menikah
dengan wanita-wanita setempat. Alm. Kakek moyang saya diangkat Belanda
sebagai pemimpin dengan gelar Kapitan Cina. Makam Alm. kakek moyang
saya yang berada di Kualo (Lambar) dikeramatkan oleh penduduk dengan
sebutan KERAMAT SELALAU. Saya memperoleh warisan Beliau dari Almarhumah
nenek saya (Fatimah Tjaja) berupa sebuah guci yang biasa dipakai untuk
tempat menyimpan beras dan sebilah pedang pendek (pedang untuk kaum
perempuan). Di sini saya sajikan tujuh foto benda warisan tersebut
(catatan penting : bunga di dalam guci itu bunga plastik, bukan sesajen
!)
No comments:
Post a Comment