infokito
Panji
Nusantara bekerja sama dengan Bentara Budaya Jakarta menggelar pameran
dan Award Keris Kamandhikan selama sepekan, 12-16 Agustus 2008.
Kegiatan tersebut dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-63 RI
yang melibatkan para kolektor dan pewaris keris di Tanah Air dan Museum
Neka di Perkampungan Seniman Ubud ikut ambil bagian dalam kegiatan
tingkat nasional tersebut, kata Direktur Museum Neka Ubud, Pande Wayan
Suteja Neka Selasa.
Ia mengatakan, kegiatan yang diisi
dengan sarasehan tentang perjalanan pembuatan keris Kamandikan dengan
nilai filosofis dan simbolik menampilkan 150 keris dari sejumlah daerah
di Indonesia.
“Kami akan menyertakan lima buah keris pusaka dalam pameran tersebut,” tutur Pande Suteja Neka.
Kelima keris merupakan hasil seleksi terbaik dari 218 keris pusaka koleksi museum Neka semuanya baik dan bermutu.
Museum Neka selain memiliki 413 koleksi lukisan, patung dan kriya juga mengoleksi 218 keris pusaka.
Museum Neka dalam usianya 26 tahun meraih kesuksesan dari sebuah pengabdian di jagat seni yang cukup gemilang.
Upaya yang dirintisnya dari nol mendapat sentuhan penanganan yang
sungguh-sungguh dan profesional, baik dalam bidang koleksi lukisan
maupun keris-keris kuno.
Tambahan koleksi 218 keris yang dilakukan sejak dua tahun belakangan
merupakan hasil seleksi secara ketat yang dilakukan pakar dan pejuang
keris Indonesia Ir. Haryono Haryoguritno dan Sukoyo Hadi Nagoro (Mpu
dan Pakar keris).
Keris merupakan senjata tradisional yang sangat berperan dalam
kehidupan manusia pada jaman dahulu hingga sekarang. Kebiasaan
memanfaatkan senjata keris sebagai senjata, benda berwasiat dan
kelengkapan upacara keagamaan telah membudaya dalam kehidupan
masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Hindu di Bali.
Keris yang dijadikan koleksi museum karena unsur keindahan dan seni, bukan karena berwasiat, ujar Suteja Neka.*(kpl/cax)
No comments:
Post a Comment