Museum yang terletak di Jl. Abdul Rahman Saleh ini merupakan museum terlengkap di Semarang yang memiliki koleksi mengenai sejarah, alam, arkeologi, kebudayaan, era pembangunan dan wawasan nusantara. Dengan nama yang diambil dari salah satu pujangga Indonesia yang terkenal dengan hasil karyanya dalam bidang filsafat dan kebudayaan, museum ini menempati luas tanah 1,8 ha. Museum ini dibuka setiap hari pukul 08.00-14.00 WIB kecuali hari Senin.
Museum Mandala Bakti
Sebagai museum perjuangan ABRI, museum ini menyimpan berbagai koleksi tentang data, sejarah dan dokumentasi, dan senjata-senjata baik tradisional maupun modern serta peralatan yang digunakan dalam perang saat mempertahankan kemerdekaan.
Museum Jamu Jago dan Muri
Meseum yang memiliki koleksi foto-foto, slide dan peralatan tradisional pembuatan jamu pada masa lalu ini berlokasi di Jl. Setiabudi no.179 Srondol Semarang. Museum ini didirikan oleh perusahaan Jamu Jago sebagai pusat informasi dan promosi hasil jamu. Sementara itu museum MURI mengoleksi catatan rekor maupun prestasi luar biasa yang dimiliki orang-orang Indonesia, tercatat 142 data mengenai orang-orang dengan keistimewaan seperti : terberat, pinggang teramping, rambut terpanjang, dan lain-lain. Disini pengunjung tidak dipungut biaya dan dibuka pada hari Senin – Jumat dari 08.00-16.00 WIB. Pengunjung akan dihibur dengan kesenian karawitan baik yang dilakukan oleh karyawan-karyawati ataupun orang-orang cebol.
Kereta Api Ambarawa
Museum Kereta Api berlokasi di kota Ambarawa Kab. Semarang, tepatnya dijalan yang menghubungkan Ambarawa dengan Magelang/Yogyakarta. Di Museum ini mempunyai 12 koleksi lokomotif kuno dari berbagai jenis, diantaranya buatan Belanda, Jerman dan Swiss. Wisatawan yang mengunjungi tempat ini dengan rombongan dapat menyewa kereta api yang berkapasitas 100 orang untuk mengikuti perjalanan wisata dari Ambarawa- Bedono pp berjarak 9,5 Km melalui rel bergerigi. Sepanjang perjalanan dengan berkereta api dapat dinikmati tanjakan dan kelokan dengan panorama alam yang mempesona berupa gunung, lembah, sawah dan danau.
Museum Diponegoro
Merupakan kamar petilasan Pangeran Diponegoro, terletak di sayap kin Pendopo Karesidenan Kedu yang dibangun tahun 1810, menyimpan peninggalan sejarah Pangeran Diponegoro yang ditangkap secara licik dalam suatu perundingan dengan Belanda. Saat mi di museum tersimpan benda-benda bernilai sejarah, antara lain:
meja kursi bekas tempat berunding yang salah satu lengan kursinya menyimpan bekas kemarahan beliau berupa guratan kuku, jubah berukuran tinggi 1,57 m, lebar 1,35 m terbuat dan kain shantung, kitab tahrib.
Museum Gula
Museum ini terletak di tepi jalan raya Yogyakarta dan Solo pada kilometer 4,5, tepatnya sebelah barat kota Klaten, Jawa Tengah. Pabrik ini dibangun tahun 1860 dengan menggunakan turbin penggerak air sebagai tenaga penggerak utama gilingan. Setelah James Watt menemukan mesin uap, maka penggerak utamanya diganti dengan mesin uap. Mesin uap tertua di PG Gondang ini adalah B.Lahaye & Brissoneant buatan Perancis tahun 1884, yang saat ini masih berfungsi dengan baik dan banyak menarik perhatian para turis asing. Fasilitas yang ditawarkan di tempat ini adalah tour keliling pabrik gula dengan naik lokomotif, melihat proses produksi gula (Mei - Agustus), melihat museum gula satu-satunya di Indonesia dan nomor sebelas di dunia. Di sini juga terdapat Coffee Shop dengan lokasi yang tenang dan nyaman untuk bersantai dengan keluarga, relasi dan melepas lelah, penuh inspiratif dengan sajian menu kopi dan lainnya. Anda juga dapat memanfaatkan gedung pertemuan yang cukup luas dan aman dengan kapasitas 800 kursi.
MUSEUM DAN MISTERI KUBAH SANGIRAN
Salah satu objek wisata yang menarik di Sragen adalah Museum Sangiran yang berada di dalam kawasan Kubah Sangiran. Kubah tersebut terletak di Depresi Solo, di kaki Gunung Lawu (kurang lebih 17 km dan kota Solo). Kehadiran Sangiran merupakan contoh gambaran kehidupan manusia masa lampau karena situs ini merupakan situs fosil
manusia purba paling lengkap di Jawa. Luasnya mencapai 56 km2 yang meliputi 3 (tiga) kecamatan di Sragen (Gemolong, Kalijambe, Plupuh) dan satu kecamatan di Karanganyar (Gondangrejo).
Sangiran merupakan situs terpenting untuk ilmu pengetahuan (terutama penelitian di bidang antropologi, arkeologi, biologi, palaeoanthropologi dan geologi), dan tentu saja untuk bidang kepariwisataan. Situs Sangiran dapat dimanfaatkan dalam mempelajari kehidupan manusia pra-sejarah yang dilengkapi dengan fosil manusia, hasil hasil budaya manusia, fosil flora dan fauna beserta gambaran stratigrafinya. Sangiran memiliki sungai yang sangat indah yang disebut dengan Kali Cemoro yang bermuara di Bengawan Solo. Daerah inilah yang mengalami erosi tanah sehingga lapisan tanah yang terbentuk nampakjelas perbedaannya antara lapisan tanah satu dengan yang Iainnya. Dalam lapisan lapisan tanah inilah banyak ditemukan fosil- fosil manusia maupun binatang purba hingga saat in Situs purbakala Sangiran sampai saat mi masih banyak mengandung misteri yang semestinya diungkap.
Sampai saat ni sudah ditemukan 50 individu fosil Manusia Homo erectus. Jumlah mi mewakili 65% fosil Homo erectus yang ditemukan di seluruh Indonesia atau sekitar 50 % populasi Homo erectus di dunia (Widianto : 1995) Keseluruhan fosil yang telah ditemukan sampai saat mi berjumlah 13.809 buah. 2.934 disimpan di dalam Ruang Pameran dan 10.875 lainnya disimpan di dalam gudang penyimpanan.
Fosil manusia yarg ainnya disimpan di Museum Geologi Bandung dan di Laboratorium Palaeonthropologi Jogjakarta. Berdasarkan hasil temuannya Situs Sangiran merupakan Situs Prasejarah yang sangat penting untuk memahami tentang proses evolusi manusia dan merupakan situs terlengkap di Asia bahkan di dunia. Berdasarkan hal tersebut Situs Sangiran ditetapkan sebagai Warisan Dunia dengan No. 593 oleh Komite World Heritage pada saat peringatan ke 20 tahun di Marida Meksiko.
Penelitian tentang manusia clan binatang purba diawali oleh seorang ahli Palaeonthologi Jerman yang bernama G. H. R. Von Koenigswald dan Jerman yang bekerja pada pemerintahan Belanda sebagai staf di Dinas Pertambangan di Bandung pada tahun 1930-an yang telah melatih masyarakata Sangiran mempelajari tentang fosil dan cara penanganannya secara profesional. Hasil penelitian dikumpulkan di rumah Kepala Desa Krikilan, Bpk. Totomarsono sampai th. 1975. Oleh karena begitu banyak wisatawan maka muncul ide untuk membangun sebuah Museum.
Pada awalnya Museum Sangiran dibangun diatas tanah seluas 1000 m2 yang terletak disamping Balai Desa Krikilan. Sebuah Museum yang representatif baru dibangun pada tahun 1980 karena semakin banyaknya temuan fosil yang dihasilkan dan sekaligus bertujuan untuk melayani wisatawan.
Bangunan tersebut seluas 16.675 m2 dengan ruangan museum seluas 750 m2. Bangunan tersebut bergaya Joglo yang terdiri atas Ruang Pameran, Aula, Laboratorium, Perpustakaan, Ruang Audio Visual (tempat pemutaran film kehidupan manusia praejarah), Gudang Penyimpanan, Musholla, Toilet, Kios Souvenir (khususnya handicraft yang berasal dan batu yang biasa disebut sebagai "Batu lndah Bertuah", sumber bahannya berasal dan Kali Cemoro) dan areal Parkir.
Pada tahun 1936 untuk pertama kalinya Von Koenigswald menemukan Mandibula(rahangbawah)Pithecantropus erectus,dan tahun 1937 menemukan cranium (tengkorak) ditepi Kali Cemoro.
Taxon Homo erectus dibagi dalam 4 (empat) species:
1. Meganthropuspalaeojavanicus;
2. Pithecanthropus mojokertensis;
3. Pithecanthropus erectus;
4. Pithecanthropus soloensis
Hal yang paling mengesankan dari Situs Sangiran kita bisa menemukan sen strafigrafis yang tidak terputus sejak Pliosen Akhir hingga akhir Plestosen Tengah sekitar 2 juta hingga 250.000 tahun yang lalu. (Widianto: 1995, 1).
Bagamana imsteri terjadinya Kubah Sangiran?
Pada awalnya Sangiran merupakan lautan dalam yang kemudian karena adanya tenaga Endogen (dan dalam bumi) terjadi pengangkatan dan pelipatan pada permukaan lapisan permukaan bumi. Dibuktikan dengan adanya Formasi Kalibeng ( 2 juta tahun yang lalu ), kemudian memunculkan rawa-rawa disusul oleh terbentuknya danau danau. Pada kala Glasial, permukaan air laut menyusut oleh adanya pembekuan es di kutub utara ) dan muncullah jembatan daratan sehingga terjadi migrasi manusia dan binatang dan arah benua Asia.
Kehidupan manusia prasejarah dimulai pada saat endapan danau di Sangiran terbentuk. Kita bisa mengamati hal ini pada Formasi Pucangan dan kemudian berlanjut sampai saat daratan sudah terbentuk. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya temuan fosil pada lapisan tersebut baik itu fosil manĂ¼sia maupun fosil dan binatang bertulang belakang dan menyusui.
Museum Kretek
Menurut hasil penelitian sejarah, yang menjadi pelopor susunan tembakau dan cengkeh dengan bungkus daun jagung kering yang kini dikenal dengan rokok kretek pertama seperti yang kita kenal sekarang adalah Haji Djamari dari Kudus. Sekitar tahun 1870 M. Rokok yang terbuat dari tembakau campur cengkeh dengan dibungkus daun jagung kering (kelobot) kemudian dikenal dengan nama rokok kretek, pada mulanya oleh Haji Djamari digunakan untuk menyembuhkan sakit batuk.
Museum RA Kartini
Terletak di pusat kota atu tepatnya di sebelah utara alun-alun kota Jepara. Museum RA Kartini termasuk jenis museum umum dan sekaligus sebagai obyek wisata sejarah yang dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jepara selaku Dinas Teknis yang ditunjuk oleh pemerintah daerah. Museum ini dibuka setiap hari dan sering dikunjungi para wisatawan baik wisata mancanegara (Wisman) maupun wisata .nusantara (Wisnus). Museum RA Kartini didirikan pada tanggal 30 Maret 1975 pada masa pemerintahan Bupati Soewarno Djojomardowo, SH, sedangkan peresmiannya dilakukan pada tanggal 21 April 1977 oleh Bupati KDH Tingkat II Jepara, Soedikto, SH.
MUSEUM RADYO PUSTOKO
Museum ini dibangun pada tahun 1890 oleh Kanjeng Adipati Sosrodiningrat IV.. Museum ini menyimpan benda – benda kuno yang mempunyai nilai sejarah tinggi seperti keris, gamelan, arca, keramik dan lainnya. Disamping itu, museum ini juga mempunyai koleksi buku –buku kesusastraan dalam bahasa Jawa dan Belanda.
Museum Tosan Aji
Merupakan satu-satunya museum yang ada di Kabupaten Purworejo tempatnya sangat strategis karena berada di tengah Jantung Kota Purworejo tepatnya di sebelah selatan alun-alun besar Purworejo. Di museum ini tersimpan berbagai macam keris dan tombak yang berasal dan masa Majapahit hingga sekarang. Selain tombak dan lingga, di museum ini pengunjung juga mendapatkan informasi mengenai jenis keris serta bagaimana keris itu dibuat.
Setiap I Muharam atau I Syuro di tempat ini dilaksanakan jamasan atau pencucian senjata tajam dan pusaka yang dilakukan oleh tetua, dan ini tidak terbatas pada dimanfaatkan oleh masyarakat luas pencinta keris.
Museum Tosan Aji merupakan kebanggaan masyarakat Purworejo. Diharapkan dengan museum ini generasi muda lebih mencintai benda-benda pusaka yang ada di museum. Kolam Renang Artha Tirta Terletak di Kelurahan Baledono Kecamatan Purworejo, tempatnya strategis dan mudah dijangkau. Kolam Renang Artha Tirta adalah kolam renang umum dan satu-satunya di Punworejo. Kolam ini merupakan kolam renang dengan standar Internasional terdiri dan 2 bagian yaitu kolam untukanak-anak dan dewasa, dilengkapi dengan locker persewaan alat-alat seperti pelampung, pakaian renang dan kantin. Di lingkungan kolam renang ada tempat untuk hiburan (dangdut dan pagelaran musik) dan tempat lomba motor cross.
MUSEUM BATIK
Kata Batik berasal dari bahasa Jawa yang berakar dari "TIK" yang berarti "Kecil" dengan mendapat awalan Am Batik atau yang kemudian menjaadi "BATIK" dapat diartikan menulis (bahasa Jawa Nyerat) menggambar yang serba rumit.
No comments:
Post a Comment