Sunday, December 28, 2008

Pertunjukan Wayang Suket, Bukan Sekadar Karya Seni Rupa

Kpergelaran.jpgarya-karya wayang suket yang dibuat M.Thalib Prasojo, ternyata tidak hanya berhenti sebagai karya seni rupa. Untuk kali
pertama, karya seni rupa wayang suket (rumputan) itu pernah
dipergelarkan dalam bentuk seni pertunjukan wayang. Ki Supriyono (34),
ketua jurusan Pedalangan SMKN IX Surabaya bertindak menjadi dalang
dalam pementasan di gedung SMKN IX (eks SMKI), Jalan Siwalan Kerto
Surabaya, Kamis, 31 Mei 2007, pukul 19.00. Pentas wayang
gaya Jawa Timuran ini diiringi 10 pengrawit, satu sinden, gamelan slendro lengkap, dengan lakon Wahyu Senopati.

Meski
pertunjukan wayang suket selama ini sudah diklaim oleh Slamet Gundono,
wayang karya Thalib sangat berbeda. Dia tidak sekadar memanfaatkan
bahan-bahan rumput untuk sosok (yang menyerupai) wayang, namun
betul-betul membuat wayang dari bahan rerumputan. Dengan melihat
sosoknya saja, para penggemar wayang pasti tahu nama tokoh yang dimaksudkannya.


Selain
itu, pertunjukan wayangnya, juga bukan asal pertunjukan biasa. Thalib
dengan sengaja meminta sang dalang untuk memainkan karya wayangnya
secara klasik. Artinya, betul-betul diperlakukan sebagaimana wayang
kulit biasanya, bukan ”wayang-wayangan”. Lakonnya pun dipilih lakon
serius. Inilah yang membedakan dengan lakon wayang Slamet Gundono.
edit1.jpg


Selama
ini M. Thalib Prasojo membuat karya wayang suket sebagai salah satu
bentuk ekspresi dalam karya seni rupanya. Untuk pementasan kali ini,
sudah didahului dengan workshop pembuatan wayang suket pada siswa-siswa
SMKN XI (eks SMSR). Hasil karya workshop ini kemudian ikut disertakan
dalam pementasan wayang di SMKN IX. Sebagaimana diketahui, SMSR semula
merupakan bagian atau jurusan seni rupa dari SMKI. Maka kolaborasi
kedua sekolah ini untuk mengenang kebersatuan mereka, sekaligus menarik
minat anak-anak muda terhadap studi kesenian, khususnya jurusan
pedalangan yang selama ini sangat sepi peminat. Pergelaran selama 90
menit dengan penata gending Bambang SP ini menjadi bagian dari pentas
rutin dua bulanan yang dilakukan di SMKN IX.


Dalang
asli Nganjuk itu menuturkan, lakon Wahyu Senapati berkisah seputar
peristiwa Gatutkaca yang diwisuda menjadi senopati di Ngamarto.
Tapi
Antarejo sebagai saudara tuanya tidak terima, karena merasa juga punya
hak sebagai putra Ngamarto dan memiliki kesaktian yang sama. Ternyata,
Sengkuni berada di baliknya karena menginginkan keluarga Pandawa
terpecah.


Ketika
menghasut itu, tubuh Antarejo disusupi Nini Permoni alias Dewi Durga,
disamping dukungan pihak Kurawa. Gatutkaca pun berperang dengan
Antareja, namun akhirnya dipisah oleh Kresno. Kresno akhirnya tahu,
bahwa ini bukan kemauan Antarejo sendiri. Menurutnya, yang sanggup
mengatasi hal ini hanya Semar. Kemudian Semar dipanggil, dan Nini
Permoni dipaksa keluar oleh Semar.
Nini dinasehati, jangan menggangu momongan (asuhan) Semar. Tapi
Nini berkilah, memang sudah tugasnya menggoda manusia. Salah sendiri
kalau ada yang tidak kuat. Beruntung Pandawa memiliki Semar sebagai
bentengnya.


Menurut Supriyono, cerita carangan yang dipergelarkan kali ini mengandung misi pendidikan. Bahwa
sesama saudara jangan saling bertengkar, atau dapat dikonotasikan
dengan rebutan kursi. Gatutkaca udah dipilih oleh rakyat, jadi kalau
Antarejo ingin berbakti pada negara, masih ada jalan lain, tidak harus
menjadi Senopati.


Direncanakan,
setelah pentas ujicoba ini akan digelar lagi di gedung pertunjukan
kesenian di tempat lain. Tentu saja, M. Talib dengan senang hati kalau
ada yang mengundang pementasan wayang suketnya. (hn)

--------------------------------------------------

Biografi dan Informasi
Munthalib (M. Thalib) Prasojo.
Sketser, Pelukis, Pematung, Pemahat, Pemangku Budaya Jawa.

Lahir di Bojonegoro, 17 Juni 1931.

Alamat: Jl. Taman Erlangga V-16 Celep – Sidoarjo – Jawa Timur.
Telp. 031-8953363 – 0816.1518.4318.
Email: thalibprasodjo(at)yahoo.com.
Cc: henrinurcahyo(at)yahoo.com

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...